Posted by: muliaok | November 18, 2007

Seri peneguh jiwa dijalan dakwah (II)

JALANNYA TAK SEINDAH SENTUHAN MATA BUAHNYA TAK TERBAYANG OLEH MATA”

Sekeping hati dibawa berlari. Jauh melalui jalanan sepi. Jalan kebenaran indah terbentang. Didepan matamu para pejuang. Tapi jalan kebenaran tak akan selamanya sunyi. Ada ujian yang datang melanda ada perangkap menunggu mangsa. Akan kuatkah kaki yang melangkah. Bila disapa duri yang menanti. Akan tahukah mata yang melangkah pada debu yang pasti kan hinggap. Mengharap senang dalam berjuang bagai merindu rembulan di siang hari. Jalannya tak seindah sentuhan mata pangkalnya jauh ujungnya belum tiba (Saujana)

Gubahan syair nasyid Saujana di atas merupakan gambaran dari karakter jalan dakwah dan ia sekaligus mengingatkan para aktivis dakwah tentang jalan dakwah yang sedang mereka tapaki. Jalannya tak seindah sentuhan mata pangkalnya jauh ujungnya belum tiba dan mengharap jalan dakwah seperti jalan rekreasi bagai merindu rembulan di siang hari. Kita harus disadari bahwa Itulah sunatullah bagi orang-orang yang berjuang dijalan dakwah dan hal itu sekaligus untuk menguji siapa yang benar-benar beriman dan teguh. Disekitar kita ada orang-orang yang iri dan dengki kepadanya, orang munafik yang selalu membecinya, orang kafir yang selalu memusuhinya, syetan yang selalu menyesatkannya dan hawa nafsu yang selalu merayunya pada kebatilan. Kalau para aktivis dakwah tidak sensitif dan berhati-hati menjaga dengan baik komitmen dakwahnya maka godaan dan rintangan tersebut akan menyeretnya pada kondisi tidak istiqomah dan menjadi futur bahkan berbalik memusuhi dakwah tersebut.

Hal yang berat bagi seorang aktivis dakwah adalah menjaga keistiqomahan karna ia harus menghadapi begitu banyak rintangan yang datang baik dari dirinya maupun dari luar. Rasulullah saw beserta sahabat sepulang dari perang Badar bersabda bahwa jihad yang lebih besar adalah jihad melawan hawa nafsu (jihadun nafs). Oleh karena itu dalam menjaga keistiqomahan tersebut ada beberapa hal yang bisa dijalankan oleh para aktivis dakwah yaitu :

Pertama, Hidzul fahm (menjaga pemahaman) yaitu menjaga kesyumulan pemahamannya terhadap Islam bukan pemahaman yang parsial dan cenderung ekstrim. Dan ia juga harus paham dan sadar tentang karakter jalan dakwah yaitu orang-orang yang benar-benar berjuang didalamnya tidak banyak (sedikit), jalan dakwah itu adalah jalan yang panjang dan jalan dakwah adalah jalan yang banyak cobaan dan rintangannya bukan jalan yang dipenuhi oleh bunga-bunga yang selalu menyenangkan hati. Bagi aktivis dakwah cukuplah Allah SWT sebagai penolongnya.

Kedua, hidzul ikhlas (menjaga keikhlasan niat). Ikhlas adalah sebuah kekuatan dahsyat bagi aktivis dakwah dalam berjuang. Ia berjuang hanya mengharap apa yang ada disisi Rabbnya bukan selain itu karna ia pasti akan kecewa dan bangkrut. Aktivis dakwah harus sensitif dalam niatnya agar jangan sampai keikhlasan hati dalam berdakwah dikotori oleh kekuasaan, harta, lawan jenis dan lain sebagainya. Keikhlasan niat harus dijaga dari sebelum sampai setelah melakukan perbuatan tersebut, seluruh fokus kehidupannya ada hanya pada Allah SWT karna Allah SWT hanya menerima siapa yang menghajatkan diri pada-Nya dan Allah SWT tidak membutuhkan sekutu apapun.

Ketiga, hidzul amal (menjaga keistiqomahan dalam beramal). Amal yang benar adalah hasil dari ilmu yang benar dan keikhlasan niat. Hendaknya seorang aktivis dakwah menjaga keistiqomahan dan ketawazunannya dalam beramal. Amal yang sedikit lebih baik dari pada amal yang banyak tapi sesaat dan ia juga harus seimbang serta proporsional dalam menjalankan dari amal-amal Islam atau tidak mengambil sebagian dan meninggalkan sebagian lainnya. Sibuk kegiatan dakwah sana-sini tapi ma’nawiyah atau ruhiyahnya terkikis, ibadahnya tidak lagi nikmat atau khusyu’, tilawah dan qiyamullail mulai sering keitinggalan dll. Dan jauhkan diri segala obsesif-obsesif yang berlebihan karna itu adalah kelemahan diri.

Keempat, hidzul jihad wa tadhiyah (menjaga jihad dan pengorbanan). Jihad adalah kewajiban yang tetap hukumnya sampai hari akhirat. Dan tidak ada perjuangan dan jihad tanpa disertai pengorbanan jiwa, harta, waktu, tenaga dan segala yang dimilikinya untuk mengharap ridho-Nya. Ridho dan syurga Allah SWT yang besar tidak bisa diraih dengan hayalan dan tangan kosong, ia diraih dengan kesungguhan perjuangan, pengorbanan dan kesabaran yang besar dalam menjalankannya. Janganlah kikir dan minimalis dalam berjuang dan berkorban karna Allah SWT mempunyai balasan yang agung dan pahala yang indah. Dan slogan yang harus selalu dihidupkan adalah jihad adalah jalan perjuangan kami dan mati dijalan Allah SWT adalah cita-cita tertinggi kami.

Hal lain yang bisa dilakukan dalam menjaga keistiqomahan dijalan dakwah adalah hidup di lingkungan yang kondusif bagi dakwahmu. Lingkungan tersebut adalah dengan memiliki teman-teman yang mempunyai semangat dan visi dakwah serta bisa meneguhkan perjuanganmu, ia mencintaimu semata karna Allah SWT. Engkau juga harus masuk dalam jamaah pergerakan dakwah. Pergerakan yang mempunyai visi, tujuan dan aktivitas untuk meninggikan kalimat Allah SWT dimuka bumi karna ia akan adalah sarana aktualisasi sekaligus jamaah yang selalu menjaga agar mereka tetap teguh dijalan dakwah, dan insya Allah SWT LDM mencitakan itu semua. Kemudian pastikan konsumsi (input) dirimu baik dan halal baik itu membaca buku-buku Islam, mendengarkan ayat-ayatnya atau nasehat yang baik, makanan dan minuman yang halal dan lain sebagainya. Karna apa yang masuk dalam dirimu itulah yang akan membentuk keseluruhan kepribadianmu.

Kemudian, kelanjutan dari istiqomah tersebut adalah menghasilkan karya terbaik masing-masing. Kita harus bercita-cita untuk bisa memberikan kontribusi yang besar bagi dakwah Islam ini. Lihat orang-orang besar sebelum kita yang telah menghasilkan karya yang dipuji dan dikenang oleh banyak orang, seperti Ibnu Taimiyah dengan Kitab Majmu’ Fatawa 30 jilid, Imam Nawawi dengan kitab Riyadhus Shalihin, Hadist Arbain, Sayyid Qutub dengan Tafsir Fizhilalil Qur’an 12 jilid, Hasan Al-Bana dengan meninggalkan jamaah dan kader yang mendunia dan masih banyak yang lainnya. Mereka harus bisa menjadi inspirator kita. Karya terbaik hanya akan ada dari kesungguhan (mujahadah), tajarrud dan istiqomah. Sekarang kita bertanya masing-masing sudahkan kita melakukan itu semua? Kita semua harus bisa menjadi bata bagi tegaknya peradaban Islam dimuka bumi ini. Hanya orang-orang mulialah yang akan dikenang dengan tinta emas sejarah dan hanya merekalah yang berhak atas apa yang dijanjikan Allah SWT yaitu kebahagian hidup baik didunia lebih-lebih diakhirat. Masihkah kita ragu dengan apa yang datang dari Allah SWT? Wallahu a’lam bishowab

(Disarikan dari hasil kajian rutin senin pagi oleh ust. Abdullah Sunono (o4-12-’06) dan ust. Ahmad Muhajir (11-12-’06)


Responses

  1. salam persaudaraan !
    berjuang dtngah ksunyian lbh mndalam makny drpd brkoar tnpa amal.jln ni mmg pnjang..

  2. ass. thanx artikelnya.lagi butuh banget. salm kenal utk semuanya. oya adik iparku kuliah di STMIK AMIKOM juga lho.

  3. wa’alaykumussalaam….sama-sama mas. adik ipar antum namanya siapa ya mas…….? mungkin kalau ketemu bisa say assalaamu’alaykum!!!!

  4. wa’alaykumussalaam deh… :D..
    ups…, bukan aku loh adiknya… 🙂

  5. tum amplope wis tak gae, ambil dikontrakan. tadi pagi tak tunggu2 kok ga ada?????ya udah tak tinggal asisten……………..

  6. saya terima amplopnya dengan gratis…

    sah…? saaaahh….. 😀


Leave a reply to muliaok Cancel reply

Categories